All About Carinae

All About Carinae

Senin, 17 Juni 2013

Sepenggal Surat dari Cerita Carinae


"Dear, Canopus ku dulu..

Apa kau kira aku tidak menggerang kesakitan, ketika aku melihat kau dengan mantan kekasihmu tetap berhubungan? Sayang, aku tahu sifatmu, kita ditakdirkan lahir saat bunga larkspur dan gladiola berganti, aku tahu betul sifatmu. Karena kamu adalah cerminanku. Hanya saja kamu kurang greget dalam hidup, tidak sepertiku yang mempunyai aliran merah pada tubuh jenis kedua.

Kamu tahu sayang, memang betul aku masih belum bisa melupakan seseorang yang dulu ada di hatiku, namun itu hanya diotakku, tanpa perwujudan! Ketika setiap gerak yang membuatku mengobrak-abrik memori indahku dulu, namun aku hanya bisa diam. Karena aku tahu, aku sadar, aku menghargai, bahwa aku memiliki belahan jiwaku sekarang.

Tidak sepertimu!!!

Kau seakan-akan tidak mempunyai rasa, tidak tau apa itu cinta, apa itu sayang. Kau hanya tebar busa-busa kata cinta dari mulutmu. Tanpa penghayatan! Seakan-akan wanita itu sama.

Duh sayang, mengapa aku bisa jatuh dipelukmu? Disisi lain, aku bangga bisa mendapatkanmu, tapi disisi lain, aku seakan-akan gampangan, dengan gampang kau dapatkan. Aku suka menjadi pusat perhatian. Dimana ketika aku berjalan denganmu, semua menoleh, bertanya-tanya dan mulai menyorak. Dari situ aku menang, tapi terkadang, aku malu jalan denganmu, berjalan dengan lelaki bekas orang lain.

Sayang, taukah engkau, betapa aku ingin membuatmu bertekuk lutut padaku, membuatmu takut kehilanganku, membuatmu tidak mencintai wanita selain aku. Tapi pada dasarnya engkau kail tajam! Sekali masuk, beberapa wanita terkait padamu. Tidak sempurna, tapi kamu berwibawa. Jiwa kepemimpinanmu indah. Ini yang kuidamkan darimu.

Engkau pantas menjadi pemimpin, pemimpin hatiku misalnya. Namun kau keras kepala, sama sepertiku. Itu yang membuatku sedikit tidak bergairah dalam berhubungan denganmu. Ketika argumen saling kita lempar, disitu kita tidak akan menemukan titik penyelesaian, atau yang sering kita sebut conclusion, jika salah satu dari kita tidak mengalah.

Sayang, sebenarnya aku masih nyaman denganmu, hanya saja aku takut ketika engkau berbicara masalah pernikahan. Tidak sedikitpun terbesit diotakku untuk menikah denganmu.

Pernah aku membaca “berhati-hatilah dengan wanita ambisius, cerdas, dan keras kepala. Dia akan bisa hidup tanpa lelaki (suami) atau tidak menyukai lelaki tetapi juga bukan lesbian”. Namun sedikit banyak itu yang kurasakan sekarang. Bisa juga ini merupakan doktrin dari keluargaku. Paham feminism sudah mewabah dalam keluargaku. Sehingga otakku, mau tak mau sudah tercuci sempurna. Aku lebih bebas jika tidak bersamamu, bisa lompat kesana kemari, tanpa pengawasan, tanpa konsiliasi, ataupun perjanjian. Aku merasa bisa hidup tanpamu, tanpa bantuan orang lain yang dalam tanda kutip sebagai lelaki. Saya bisa menghidupi diriku sendiri. Itu yang bahaya!

Tapi pada dasarnya aku memang begitu, dan payahnya, engkau membenci cara pandangku yang seperti itu. Ya Tuhaaaaaann… Mohon ampun! Susah sekali menyatukan jalan pikiran kita.

Kita berbeda dalam perinsip sayang!

Itu yang membuat kita harus berpisah. Dimana aku memandang hidup untuk hidup kembali, bukan sepertimu yang memandang hidup untuk mati. Meskipun kau juga kadang berpandangan sepertiku, naman kau cenderung tidak seperti itu.

Berapa kali aku bilang “ALLAH itu maha, sayang. Terlebih, maha membolak balik hati”. Bagaimana jika aku sudah memberikan semuanya padamu, namun kau bukanlah jodohku, bukanlah suamiku? 

Jika kau berpikiran bahwa aku selalu berpikir negatif, maka aku akan menyalahkanmu sepenuhnya!

Manusia itu tidak tahu takdir. Apakah baik, atau buruk. Namun yang pasti manusia berjaga-jaga, bukan? Jika manusia mendapatkan takdir baik, maka “Alhamdulillah”. Lalu? Jika manusia itu mendapatkan takdir yang buruk? Nah! Kita hanya bisa mengantisipasinya dari awal kan?

Jika bisa, akan ku intip bukuku di lauhul mahfuz, apakah engaku jodohku atau bukan.
Jikalau engkau jodohku, jika belum terdengan pak penghulu juga Waliku juga para saksi menggumam “Barakaallahu laka, wa barakah alaika, wa jamaah bainaka, fii khoir” maka tidak akan kuserahkan jiwa ragaku untukmu sepenuhnya.

Sayang,dari sini kita berbeda!

Selamat berbahagia tanpa aku.
Aku hanya berpesan, “Hati-hati dalam menjaga wanitamu, dan keturunanmu. Karena iman seseorang sedikit banyak meniru pada ayahnya, dan kau akan menjadi ayah”

Terimakasih sudah banyak melukis warna-warna indah beberapa bulan terakhir.
Tetap menjadi temanmu, tanpa dendam, juga amarah. Aku pernah mendengar Leo itu pendendam, mungkin kamu dendam denganku. Aku tidak melarang itu, itu hak kamu. Aku juga pernah mebaca, Leo itu licik. Nah! Kita sama-sama Leo kan? Hehe
Akhirnya kita hanya berteman, terimakasih..

Semoga Allah selalu ada disampingmu, dihatimu, juga di otakmu. Amin..
Kekasihmu dulu, Carinae

Senin, 03 Juni 2013

Syair Isi Hati


09092012
Lalu? Apakah aku harus menjerit sakit,
Ketika rasaku membutakan mataku?
Aku memang bodoh! Sangat bodoh.
Mungkin hanya akan ku nikmati,
Garis kehidupan yang akan membawaku pada tebing dosa.

14092012
Aku tak beribu dan berayah,
Namun aku punya bunda juga mama..
Mereka sangat menyayangiku.
Begitu pula keduanya,
Mereka saling cinta!
Mungkin bagi orang lain aku gila,
Tapi aku waras!
Aku hanya sayang kepada mereka
Layaknya aku menyayangi orangtua ku.

26102012
Sejenak aku bia melupakanmu
Menghilangkan rasa cintaku padamu.
Ketika lagu itu mengalun, jiwaku terbang..
Kenapa bebayang itu datang lagi?
Kenaa cinta itu sangat mudah terbagi?
Kenapa aku sangat mudah melupakan?

25012013
Nikmat itu hanya sececapp membuntutinya..
Hingga asa telah digantikan nestapa.
Ahhh, kokoh tangga keabadian terapuhkan suara itu.
Mengapa tortila ini menganga lebar?
Sukma tenteram pun tergugah koyakan not-not halus
Imaji kembali menampik kenyataan,
Memelototkan retina yang mulai tertidur.
Jangan! Jangan! Itu setan! Jangan!
Gerogotan setan itu melunglai
Imaji sungguh indah,
Dan kenyataan,
Terubah indah jikalau dirubah.

25032013
Senja semakin mengantuk,
Tapi nikmat yang kau berikan tidak bisa aku akui nikmat
Aku kolot! Aku bodoh!
Tapi inilah aku
Aku orang santri, dan maaf
Aku ingin orang santri juga, kelak.

31032013
Lembayung nikmat tak tersusun sempurna.
Melekukkan kalbu yang berselimut efusif.
Menelan enigma yang merekah.


29032013
Terlampau munafik, ketika esensi tercekat pada jemari bidadari.
Sudahlah, ucapan Sanah Helwah terbarengi linangan air suci.

31032013
Mentari baru sesiku..
Masih jauh dari kesempurnaan itu padanya,
Tapi mendung tiba, dan menyapa.
Berlari!
Lelah mendung, biarkan surya terjamah ku..
Terdahulu surya menyapaku,
Sebelum engkau..

31032013
Pelangi,
Luminosity hidup sudah memuncakkan harapan.
Maukah engkau? Tentu saja.

31032013
A : Hangat! Nyaman!
Ini yang dulu kuimpikan purnamaaaaaa..
Menelusup mencari kesungguhan mendung,
Sejenak cercahan cahaya menampik realita,
Menyuguhkan kenistaan yang kadang tak berbuih
B : Keagungan cahaya terinjak keranda,
Bunga tidur terdengar petir
A : Sungguh disforia tak menantimu pujangga..
Epikarikasi nista ku tak legawa tinggal.
Barakallah..
C : Saat padma menjadi kepompong, mustahil bukan?
Saat itu mustahil untuk bangun lagi.
Padma bisa jadi busuk
Bisa jadi mati..
Bunuh dia sebelum membusuk!

31032013
Sativa kembai menggempalkan cinta,
Dua, Tiga atau lebih,
Ia akan merunduk.
Tapi, bisa rupanya!
Bukan peluh yang bersandar pada modra,
Lembayung senja terperanjat.
Daunnya remasan yang dia lempar ke mukaku

02043013
Mahligai misik menghunus nadi.
Mengak sisi waras pada Carinae
Bebarisak melenggok-lenggok tak beraturan.
Ketika harummu menjamah pipiku.
Seperti mati!
Nikmat, damai, tenang..
Kuseluspkan vitalisasiku
Menyentuh kekokohan ragamu.
Cairan hangat kesedihan menyeruak keluar.
Canopus, betapa aku ingin menjamahmu.
Menikmati detik-detik kedamaian lekuk jiwamu,
Tapi,
Aku terbangun!
Siapa kamu? Siapa aku?
Harapan musnah terbarengi kekacauan hidup.
Daffodil sudah melayu,
Bangunlah lakspur!
Ini saatmu menguntumkan pikatanmu.
Demi tuhan,
Kau akan merekah disaat utopiamu memuncak,
Bersamaku sayang.

26042013
Perlahan meresap,
Mencari pori kebahagiaan.
Ahh, Allah itu adil Zam!
Maha adil..
Jika kau kira air suci mataku kan meranum lagi karenamu
Berbahagialah dengan bercak manisku dulu.
Karena aku juga bahagia dengan jejak nikmatmu dulu.

09052013
Masih terpaparkan mengenai rogohan tangan segarmu,
Menelusup menghunus segala titik kewarasanku
Hampir! Hampir aku mati suri.
Dentuman nadi mengiringi nafas berat.
Setan dan malaikat bergantian berkelebat.
“Pulang nduk! Pulang! Semua mengkhawatirkanmu”
Bebayang Zam berseru ditelingaku..
Ahh Zam, aku rindu ketika kau menjagaku.

09032013
“Terkadang menyesakkan.
Ini bukan tempatku! Ini bukan duniaku!”
Padma tetangis

Padma itu melayu,
Mencari kubangan air,
Hanya menemukan pasir gersang.
Padma bodoh! Mengapa tak ditinggalkan.
Habutatmu bukan dia!
Pasir itu hanya fatamorgana
Dia terlalu panas!
Akan melayukan! Membakar!
Cari air mu, cari kenimatanmu, cari duniamu padma!
Cari!
Sebelum kau layu, terbakar,
Hingga mati!
Kau tak pantas


Rabu, 27 Maret 2013

FILSAFAT itu apa?

A. Pandangan Filsafat oleh Orang Awam.

Filsafat menurut orang awam adalah sebuah pemikiran. Dimana pemikiran itu terlalu mendalam sehingga menghasilkan pemikiran-pemikiran yang lain. Sejak penulis masuk pada Junior High School, penulis selalu mendengar tentang orang-orang yang lebih tua membicarakan tentang filsafat. Sebenarnya filsafat itu apa? Sebenarnya penulis tidak terlalu paham tentang masalah filsafat, hingga penulis bertemu seorang lelaki yang melihat aneh kearah penulis secara terus menerus dan tanpa curi-curi pandang, ada apa gerangan? Setelah penulis dekati dan bertanya, mengapa memandang penulis sedemikian rupa, ternyata dia memikirkan hal-hal yang terlalu mendalam dari apa yang dia lihat. Hingga ia memunculkan sesuatu dari mulutnya “Apakah anda lesbian?”, sontak penulis kaget dan merasa dituduh secara frontal. Setelah penulis korek, ternyata dia mencintai, menyukai, bahkan memfanatiki filsafat. Dia terlalu aneh, sering melamun dan meracau seakan ia telah gagal atau telah menemukan sesuatu dan untungnya orang itu tidak gila, mungkin satu tahap lagi dia akan gila dengan sendirinya. Salah satu penemuan terhebat penulis, yaitu bertemu seseorang yang fanatic dengan filsafat. Apa hubungannya filsafat dengan orang yang penulis temui. Jelas ada hubungannya dan sangat jelas. Dari situ penulis sebagai orang awam yang sebelumnya hanya tahu nama dari filsafat dan baru tahu apa itu filsafat sudah lambat laun mengetahui apa itu filsafat. Filsafat itu tempat orang yang aneh, suka melamun, suka meracau, tidak memperdulikan sekitar, sedikit autis, dan hampir gila. Kejam, sangat kejam! Kurang lebih seperti itulah pandangan filsafat menurut penulis saat belum tahu apa filsafat itu sebenarnya  

B. Filsafat Menurut Penulis.

Setelah penulis sedikit tahu tentang apa itu filsafat menurut kaca mata penulis saat itu, kini penulis sudah mulai mengembangkan pikiran dan memasuki perguruan tinggi yang lebih-lebihnya sangat membantu penulis dalam mengenali filsafat. Mata kuliah filsafat umum membuka pengetahuan penulis, tapi penulis masih sedkit bingung tiap kali membaca tulisan atau berbicara dengan seseorang berlatar belakang fisafat, entah itu dosen, mahasiswa filsafat, mahasiswa usuluddin. Masalah utamanya satu, yaitu mereka cenderung terpaku pada gaya bahasa teknis khas filsafat. Terlalu berbelit belit atau dengan kata lain, begitu rumitnya hingga sulit dimengerti oleh pembaca atau pendengar pada umumnya. Sebenarnya tidak semuanya begitu, bisa di kroscekan kembali pada bagaimana seseorang yang berlatar belakang filsafat itu. Penulis juga sering membuka blog-blog seseorang yang berlatar belakang filsafat, dan penulis jadi bertanya-tanya, apa itu artinya “poststukturalisme Adorno” dan “Feminisme kristeva”., penulis juga tidak tahu siapa itu Bertold Brecht. Pernah juga penulis tersasar pada forum internet tentang filsafat, ada yang membahasa “deskontruksi derida” dan tidak dijelaskan, sehingga membuat penulis kesulitan dalam mencerna bahasa tersebut. Jadi, semenjak itu penulis belajar satu hal dari seorang filsafat, yaitu suka sekali memakai istiah teknis dan aneh yang belum tentu audiensnya paham. Penulis kadang beranggapan bahwa filsafat itu merumitkan cara pandang, seperti makan ice cream itu halal, jika makan ice cream itu halal, berbeda pula dengan ilmu filsafat yang mengatakan makan ice cream itu haram. Kurang lebih begitulah filsafat, terlalu memusatkan pikiran berharap pemikirannya benar dan lurus tapi malah berakhir salah dan berbalik arah. Dan sudah banyak orang yang baru mempelajari filsafat berkata bahwa filsafat itu tempat orang-orang aneh dan “loro pikir” (baca : sakit jiwa).

C. Filsafat yang Sebenarnya.

Filsafat yang sebenarnya dalam artian filsafat menurut para filsafatisme sendiri. Bukan kaca mata orang awam seperti saya. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsepe mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarkan masalah secara persis, mencari solusi ituk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke sebuah proses dialektika. Studi filsafat diperlukan mempunyai logika berpikir dan logika bahasa yang bagus. Kata filsafat atau falsafah dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa arab “falsafatun” juga bahasa yunani philosophia. Dalam bahasa ini, kata merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta, dsb.) dan (Sophia = kebijaksanaan). Sehingga arti harfiahnya adalah seorang “pecinta kebijaksanaan.

Minggu, 11 September 2011

Cintaku Salah ..

“Apa kamu pernah merasakan jatuh cinta. ?” Tanya dia padaku.
“Hhh” Aku tersenyum kecut
“Kenapa kamu tak menjawab. ?” Dia kembali bertanya
“Apa perlu aku menjawabnya. ?”
“Sangat perlu. !”
“Lalu. ?”
“Jawab..” Aku rasa dia mulai geram padaku.
“Baiklah, aku akan menjawabnya. Sekarang. ?” Aku mencoba berkelit.
“Kapan Lagi. ?”
Aku mulai melihat aura kemarahan pada wajahnya,

***

“Apa kamu masih berminat untuk menikahiku setelah aku menceritakan masa laluku. ?” Aku mencoba berlaku hati-hati padanya.
“Aku sedikit kecewa, tapi aku sangat berminat”
“Kamu tidak menyesal jika suatu saat aku akan ... “ Belum selesai aku meneruskan kata-kataku, badanku sudah sakit karna pelukannya yang erat.
“Aku percaya kamu tidak akan mengulanginya”
Aku hanya tersenyum kecut mendengar opininya yang sudah seperti peramal.
“Jika terjadi sebaliknya. ?” Aku balik bertanya.
“Apa maksudmu. ?”
“Kamu tahu, ini kali pertama aku menemukan seorang lelaki sepertimu. Dan aku tak tahu, apakah hatiku akan bisa menerimamu atau malah mengabaikanmu” Aku ingin membuatnya tahu, bahwa aku tidak sanggup mencintainya.
“Sebegitu tegakah nona cantik. ?” Aku melihat wajahnya tertekuk karna ucapanku, terbesit rasa bersalah itu padanya.
“Apa kau rasa aku tega kepadamu tuan tampan. ?”
“Tidak, aku rasa engkau hanya mencoba menggoyahkan hatiku”
“Lalu. ?” Sedikit aku tak mengerti apa maksudnya
“Aku akan mencintaimu meski engkau belum mencintaiku, dan aku akan berharap bahwa kau mengerti cintaku dan lambat laun akan mencintaiku, Cinta” Aku tak mengerti maksudnya, apa dia benar-benar mencintaiku. ? Aku tak tahu.
“Wahai tuan pujangga, kata-katamu mampu membuatku bingung. Sebenarnya, apa yang kau inginkan dariku. ?” Aku mencoba menggali perasaannya terhadapku.
“Aku hanya ingin cintamu, sanggupkah kau memberikan cintamu hanya kepadaku. ?”
Ohh, begitu. Ya. ! sekarang aku mengerti.
“Aku takkan pernah berjanji, tunggu sampai aku mampu menjawab pertanyaanmu” Aku masih takut untuk mencintainya, aku tahu persis bagaimana sifat para lelaki jaman sekarang. Dan aku cukup muak dengan keadaan sekarang.

***

“Begini caranya kau balas cintaku padamu. ?” pekiknya membuatku menitikkan air mata.
Aku mencoba menghentikannya, namun ku tak kuasa. Apa aku salah. ?
“Aku dulu sudah pernah berkata padamu, bahkan aku melarangmu menikahiku. !”
“Oke, memang begitu kenyataanya. Tapi dulu aku sangat yakin kau bisa merubah sifat najismu itu”
Aku merasakan ada yang salah darinya, ucapnya yang sekian lama semakin kasar dan keterlaluan.
“Ya. ! memang aku najis, lalu sekarang kau ingin apa. ? kalau sudah tahu aku najis, kenapa kau dulu menikahiku bodoh. ?” Aku tak tahan mendengar cacian dan makiannya.
“Aku ingin kau berubah untukku. !”
Nadanya yang tinggi membuatku ogah untuk menuruti kemauannya.
“Kenapa aku harus berubah untukmu. ? sedangkan hatiku, sedikit ruangpun tak ada untukmu. Kita hanya dalam ikatan pernikahan, itu cukup. !” Aku melihat dia semakin geram mendengar ucapanku, dan ...
‘Plakk. !’
Ohh, Tuhan. Berani sekali dia menamparku..
“Baik, kalau ini maumu. Aku turuti. ! lelaki memang sama saja, tak punya kasih sayang. Kasih sayangnya hanya untuk nafsu bejatnya. !” Sekali aku mendapatkan tamparan indah dari seorang lelaki. Tamparan dari suamiku sendiri.
“Pergiii, Pergi dari rumahku. ! Temui Pacarmu, Najis jika aku memegang dirimu”
Ya. ! malam itulah, malam yang membuatku semakin membuatku selalu membenci lelaki. Dan malam itu juga aku menemui kekasihku. Aku menangis dalam peluknya, hingga aku tertidur di pangkuannya.

***

“Hallo. ? iya benar.. Ada keperluan apa ya. ? bukankah kau sudah mengusirnya. ? tidak, dia tidak disini” Terlihat aura kemarahan di wajah kekasihku.
Dahiku berkerut,
“Siapa. ?”
“Suamimu, menanyakan kamu” Dia berkata Ketus.
“Apa engkau beniat kembali lagi padanya. ?” Ia meneruskan dengan wajah melasnya.
“Dia memang suamiku, tapi hatiku hanya untukkmu. Aku percaya, kamu juga sangat menyayangiku. Seperti aku sayang padamu” Bulir airmataku menetes bebas.
“Dan ingatlah sayang, aku selalu menyayangimu. Hingga nafasku takkan lagi ada” Dia menangis memandang wajahku, pelukannya membuatku semakin tak kuasa menahan air mata.
Langit seakan tahu apa yang sedang kurasa, awan hitam menyelimuti di luar sana. Tubuhku bergetar hebat. Aku tahu ini salah. Tapi aku tak kuasa menahannya. Cintaku hanya untuk dia. Sebelum aku menikah dengan suamiku, hatiku sudah termiliki olehnya. Dan rasa itu sulit hilang dari diriku. Beribu cara kucoba melupakannya, dan Nihil pecuma.
Semua orang mencemoohku Najis, Hina, bahkan Gila. Tapi aku tidak bisa mendustai hatiku, cintaku hanya untuknya..
Kepada seorang wanita cantik yang sempurna dimataku .

***

Jumat, 08 Juli 2011

Something Different..

Terinspirasi oleh notes teman saya, “Mr.Brown”
Sebenarnya saya tidak menduga bahwa setelah melihat notesnya, saya akan cemburu..
Tapi aku merasa, ini semua memang hidupku.
Saya cemburu karena kekonyolan saya sendiri.

Awalnya,
Aku tidak sedikitpun merasakan bahwa dia (Mr.Brown) akan menjadi seseorang yang bisa mengubah hidupku .
Pertama kali aku masuk tingkat kedua di JHS yang lumayan terkenal, aku merasa ada yang aneh. Aku mendengar nama seseorang yang dulu sempat menjadi bahan ejekan teman satu tingkat di tingkat pertamaku dulu. Otomatis aku langsung menoleh, mencari seseorang yang mengangkat tangan. Hhmm. ternyata dia, yang bernama Mr.Brown.
Dan sekarang aku tahu bagaimana wujud asli Mr.Brown. Awalnya aku tak begitu menggubris dia, meski dia satu kelompok denganku, tapi aku tetap dingin.
hingga ulangan tengah semester, bangku ujian dia bersebrangan denganku. Dan dia hanya bisa mencontek kepadaku.

Sejak saat itu, aku merasa ada sesuatu yang aneh. Di setiap gerikku, selalu bertemu dengannya.
*Wajar. ! namanya juga satu kelas. - -a
Ulangan akhir semester ganjil, aku masih duduk bersebrangan dengan dia. Tapi naasnya, aku dan dia di bangku paling depan. Jadi dia tidak bisa bertanya jawaban selain padaku.
Dan saat ulangan akhir semester ganjil berlangsung, otakku sedang di pusingkan masalah. Masalah yang tidak seharusnya kupikirkan. Masalah rumah tangga tanteku yang di ambang kehancuran.
Aku yang suka bersastra mencoba membuat puisi tentang kejadian yang menerpa tanteku, yang menjadi perannya adalah Mawar dan Kumbang. Daripada kusimpan sendiri, aku coba kirimkan pada teman-teman satu kelasku.
Niat baikku untuk mengeshare puisiku banyak yang menyambutnya dengan baik, bahkan banyak juga yang bertanya maksud dari puisi yang ku kirimkan itu.

Tahun baru 2011 berlangsung, ponselku tak henti-hentinya berdering. Pesan masuk memenuhi Inboxku. Dan aku mendapatkan pesan tentang tiket kejujuran. “Barang siapa yang mendapatkan pesan tiket kejujuran maka orang yang menerima berkesempatan bertanya kepada pengirim, dan pengirim harus menjawabnya dengan jujur”. Setalah melalui pemikiran yang panjang, aku coba memforward pesan itu pada teman-temanku.
Tapi ada satu hal yang ganjil, tiba-tiba pesan masuk di ponselku bergetar. Kulihat, ternyata dari “Mr.Brown”. kulihat kotak Sent Item ku, benar. ! aku juga mengirimkan pesan tiket kejujuran itu pada Mr.Brown.
Perlahan ku buka pesan darinya, kulihat “Violet, aku mau menukarkan tiket kejujuranmu dengan sebuah pertanyaan. Kenapa akhir-akhir ini kamu sering mengirimkan puisi mawar kumbang kepadaku. ?”
‘Ohh god, apa mungkin Mr.Brown ke GR.an. ?’ tanda tanya besar sedang memusingkanku.
Aku tidak mungkin menceritakan sebenarnya, aku pun menjawab bahwa aku hanya suka membuat puisi dan ingin menjadi seperti Emha.Ainun Najib. Itu saja.
Tapi semenjak itu, semua berubah..
Aku merasakan sesuatu yang aneh pada diri Mr.Brown. dia selalu dekat denganku, dia sering sharing sama aku. Sampai sahabatku, Orange merasakan perubahan sikap Mr.Brown kepadaku.

Libur semester ganjil tiba..
Tidak bermaksud apa-apa, tiba-tiba Mr.Brown denganku Lost.Contact hingga liburan usai.
Aku yang tidak begitu memperhatikan, secara gamblang kulihat sikap Mr.Brown semakin aneh.
Dia menjauhiku,
Aku yang tak ingin dia ke GR.an, juga mencoba menjahuinya.
Hingga dia berkata,
“Violet, kamu kok gitu sih. ? entar Mawar.Kumbang mu aku UNREG lho. Hhaha..”
Memang aku sering mengiriminya puisi Mawar.Kumbang, tapi tidak bermaksud begitu.
Aku hanya tersenyum tipis dan menghela napas.
‘Ohh God, apa aku salah. ?’ keluhku.

***

Di Facebook,
Komen-komen status itu wajar,
Aku dan Mr.Brown sering saling komen status. Tapi tiba-tiba ada seseorang bernama Mrs.Pink meminta menjadi temanku. Tanpa berfikir aneh-aneh, ya aku confirm. Dan aku ingat siapa Mrs.Pink itu.
Ya. ! dia kekasih Mr.Brown.
Aku coba posting pada wall.nya,
“Hai.hai, makasih sudah add. Pacarnya Mr.Brown ya. ? :D” Kira-kira seperti itu.
Dan dia menjawab hanya satu kata, “Hhhehehe.” Hanya itu..

***

Lama sudah aku menjalani hubungan anehku dengannya, banyak yang telah kulakukan bersamanya.
Tapi sedikitpun tak ada rasa spesial untuk Mr.Brown.
Tapi sikapnya padaku berbeda dengan sikapnya kepada teman-temanku yang lain.
Hingga pada suatu saat kekasih Mr.Brown sikapnya tidak se-friendly biasanya. Bahkan teman-temannya ikut-ikutan.
‘Salah apa aku. ?’

[BERSAMBUNG]

Minggu, 24 April 2011

Cerpen, "Maaf, saya durhaka kepadamu"

“Hey, kalo ngomong di jaga. !!” Begitu sakitnya hatiku ketika tahu ayahku menjadi bahan ejekan oleh mereka
“Kenapa. ? ngerasa kamu. ?” Sambil tersenyum penuh kemenangan mereka balik mengejekku.
“Apa sih mau kamu. ?”
“Hhahaha, dasar anak pemabuk, penjudi, tukang korupsi lagi. Gak malu sekolah di sini. ?”
Sontak daraku seakan berhenti mengalir.
‘Ya.Allah, cobaan apa lagii. ?’ Sekuat tenaga aku membendung tangisku yang sambut oleh ledakan tawa teman-temanku.
Aku terus berlari melewati koridor sekolah, dengan tangisan yang semerbak aku terus berlari. Ya ! badanku sekarang seakan mendapat pukulan godam.
‘Ibuuu, aku membutuhkanmu’. Sepanjang perjalanan yang ku ucap hanya kata itu.
“Hey awas-awas, ada anak tukang korupsi lewat. Hahaha” Begitulah kata-kata yang keluar dari mulut teman-temanku ketika aku berjalan ke arahnya.
‘Tuhann, aku mohon kepadamu. Sudahi lakon ini’.
Aku yang memutuskan untuk pulang cepat, bergegas mengambil tas dan pergi dari orang-orang yang menurutku membosankan dan tak tahu etitude.

***

Di depan rumah, kulihat ibuku menyiram bunga. Aku tak ingin ibuku mengetahui ini, tapi aku sudah tidak kuat menahannya. Dengan mata sembab aku menghampirinya, seraya mencium tanganya.
“Wit, kamu kenapa sayang. ?” Tanya ibuku yang mengetahui aku menangis.
“Ibuu, boleh aku pindah sekolah. ?” Mungkin pintaku sangat konyol.
“Sayang, uang apa yang kita pakai. ? harta kita sudah habis karna ulah ayahmu, kamu tau sendiri kan nak. ? toh, habis ini kamu ujian” Kulihat wajah ibuku yang memucat karna beban pikiran yg ia pikul. Ya ! karna siapa lagi kalau bukan karna ayah.
Aku mengangguk pelan, seraya pasrah dengan konsekuensi yang akan aku terima besok-besok pada sekolahku, terlebih pada teman-temanku.
Bergegas aku memeluk ibuku dan pergi ke kamarku yang sudah tak seluas dulu.

***

Begitulah keadaanku yang sekarang, karena ayahku juga aku menjadi begini. Dia dulu adalah seorang pejabat, tapi 6 bulan yang lalu ayahku tertangkap karna berjudi dan mabuk-mabukan. Sehingga namanya tercoreng dari daftar anggota DPR. Dan entah cobaan apa lagi, 2 bulan setelah itu ayahku di periksa oleh pihak KPK dan positif bahwa ayahku KORUPTOR. Ibuku hanya diam pasrah menghadapi semua ini. Ia hanya berdoa dan berserah diri pada-Nya. Sekarang ayahku meringkuk di balik jeruji besi. Sebenarnya, siapa yang tega melihat ayahnya meringkuk sendiri dibalik penjara. ? begitu pula aku, aku tak tega melihat ayah yang dulu selalu menyayangiku kini namanya terdaftar dalam Lembaga Permasyarakatan.
Tak henti-hentinya aku menangis, tubuhku bergetar hebat ketika aku mengingat semua itu. ‘Ayaahhhh’ jeritku dalam hati. Rasa rinduku padamu tak bertepi, tapi rasa benciku padamu seakan membuncah pada saat itu juga. Seiring dengan sungai kecil yang mengalir pada mataku ketika aku memandang foto seorang lelaki paruh baya yang tergeletak tak jauh dariku
“Sayang, mama tahu. Tapi bagaimana lagi, kamu harus kuat. Meskipun ia pemabuk, penjudi juga koruptor. Ia tetap ayahmu. Tanpanya kamu tak ada di dunia ini. Tanpanya, mungkin kamu tidak akan tumbuh menjadi wanita mandiri seperti saat ini” tutur Ibu yang mengagetkanku. Aku hanya diam seribu bahasa. Ya ! dilema aku saat itu. Di sisi lain aku menyayangi ayahku, dan disisi lain aku juga membencinnya.
Ayahku yang dulu sangat menyayangiku, sangat memperhtikanku hingga aku tumbuh dewasa dan seperti saat ini. Ayah yang sangat sayang padaku dan keluarganya. Hidupku dan keluargaku berubah ketika ayahku mempunyai WIL. Saat aku berumur 16 tahun, aku melihat ayahku menggandeng seorang wanita. Mesra. Ya ! sangat mesra. Hingga suatu hari, ibuku bertengkar hebat yang mengakibatkan ayahku tak pulang selama satu minggu. Semenjak itulah hidupku berubah. Hanya saja ibuku terlalu sabar dengan tingkah ayahku.
“Sudahlah, jangan dipikirkan, semua akan indah pada waktunya sayang” Hibur ibuku yang menurutku adalah orang tersabar sedunia.
“Iya bu, wiwit sayang ibu” Seraya memeluk ibu dan menghapus tangisku.

***

“Kenapa ayah menangis. ?” Tanyaku yang menyadari ayah sedang menangis.
“Ayah sayang sama kamu nak. !”
‘What. ? sayang. ? gak salah. ?’ Berderet kata tanya hadir di otakku.
‘Yang benar saja. ? seandainya ayah sayang padaku, kenapa ia tega melakukan ini semua. Yang berimbas pada keluarganya juga kehidupannya. ?’
“Wit, wiwit juga sayang sama ayah kan. ?” Tanya ayah yang membuayarkan lamunanku.
“Ayah, mana ada anak yang gak sayang sama ayahnya. ? tapi ayah, satu hal yang terbesit di kepalaku. Kenapa ayah dulu begitu. ? ayah sudah tidak sayang pada kita. ?” Entah setan apa yang merasukiku. Hingga membuat aku begitu berani pada ayahku. Dan tanpa terasa, sungai kecil itu pun mengalir lagi. Hingga membuat ayah tak tega melihatku dan memelukku.
“Maafkan ayah sayang, ya. Memang ayah salah, tapi tanpa sadar ayah melakukan itu nak. Ayah tidak tahu apa yang terjadi”
“Lantas. ?” Tanyaku ketus.
“Mungkin susah untuk gadis seumuran mu mengerti apa yang ayah maksudkan” Jawab ayah dengan pasrah.
“Yasudahlah, sekarang mau ayah apa. ?”
“Ayah mau minta maaf atas segala kekhilafan ayah”
Hhmm, rasanya seperti tidak pantas ayah berkata begitu.
“Knapa harus minta maaf. ?” Sepertinya aku memang sedang kerasukan setan yang jahat, hingga bicaraku pada ayah tergolong ketus dan meninggi.
“Sudahlah, tolong sampaikan salam ayah pada ibumu. Bilang bahwa ayah selalu mencintainya. Dan sampaikan salam maaf ayah pada semua, Terutama padamu. Maafkan ayah ya wit” Cecar ayah yang mengakhiri jumpaku dengan ayah.
Dan tanpa menjawab, akupun pergi.
Begitulah suasana Lembaga Permasyarakatan Sidena siang itu. Begitu aneh, aku yang jarang ikut ibu menjenguk ayah, tiba-tiba aku mau menemui ayah. Meskipun ayahku yang memintanya.

***

“Tumben-tumbenan pagi ini mendung banget. ?” Ibuku menggerutu karna ia hendak pergi ke pasar dan tidak jadi karna awan tebal hadir di sela-sela pagi itu.
Aku tak menghiraukan, aku tetap menyapu halaman meski sesekali aku menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan beliau.
Tiba-tiba.
“Kriiingg .. Kriiingg” Ponsel.q berbunyi. Kuhentikan kegiatan menyapuku.
“Iya.. Betul.. apaaaaa. ? iya.. baiklah..” Tanpa sadar sungai kecil di sela mataku mengalir.
Tak lama kemudian aku menceritakan semua pada ibu.
“Ibuuuu ..” Aku menyerbu ibuku dan kupeluk ia erat.
“Ibuu, Ayah meninggal di penjara, sekarang jasadnya akan di bawa kesini”
“Apaa. ?” Ibuku lemas tak berdaya.
Sudah ku duga, ibuku akan seperti ini. Dan ayahhh, seuntai kata maaf meluncur dari bibirku.
Tapi lebih dari itu, hatiku seakan bersorak gembira.
Entah setan apa yang ada di diriku saat ini.

***


Hida Rizkiyatul Ula
SMA Negeri 4 Sidoarjo
Email :: hidarizkiya@yahoo.co.id

Jumat, 15 April 2011

Cerpen, "In The Wrong Lane"

Sudah kuduga kamu ada di depan kostku. Semenjak aku bertemu denganmu 2 bulan lalu, aku merasa risih dengan tingkahmu. Mungkin menurutku kamu lebih mirip dengan orang autis yang selalu membututiku kemanapun aku pergi.
“Pagi nona cantik” begitulah sambutan dia saat aku mulai membuka pintu kostku.
“Pagi”
“Duhhh, jangan jahat-jahat dong cantik” mungkin dia merasa jawabku ketus sekali.
“Cantik-cantik. ? emang lu kagag cantik. ?” Bentakku.
“Hihihi, aku kan ganteng”
‘Ohh god, sumpahh. Ni anak menjengkelkan sekaliii’ erangku dalam hati.
“Kok ngelamun sihh. ? terpesona ya sama aku. ?”
“Idihhh, udah aku mandi dulu” ya setidaknya itulah kata-kata untuk membuatnya pergi. Tapi aku hafal apa yang akan dia katakan setelah aku berbicara sperti itu.
Ya ! “Ikutt dong cantik” tepat sekali dugaanku.
“Kagak !”

***

“Chi, dapet salam tuh dari anak tehnik” Eka yang tiba-tiba ada di belakangku dan mengagetkanku.
“Ehh Eka, dari siapa. ?”
“Siapa lagi sih penggemar beratmu anak tehnik . ?”
“Oh god, tu anak gak ada bosennya sih ama aku. padahal aku kan cewek. Maunya apa sih dia itu. ?” aku yang sudah mulai kesal dan bosan dengan semua tingkah lakunya menggerutu pada Eka, teman sekelasku.
“Hahaha, Lu juga sih pakek acara pengen kenal segala”
“Ehh, asal lu tau aja ya. Aku gak pernah yang namanya pengen kenalan. Dia aja yang pengen kenal gue”
‘Seandainya aku bisa memutar waktu’.

***

Di bawah pohon beringin aku bersandar sambil menunggu Eka memesan bakso. Tiba-tiba seseorang yang aku tak kenal siapa dia menghampiriku dan membisikkan sesuatu. Sontak aku terkejut.
“Whatt. ? gila tu orang, brani skali ngajak aku jalan. ? maunya apa sih. ?” aku terkejut dengan perkataan orang tadi. Orang itupun lari tanpa mengucap apapun. Dan aku sibuk manyun-manyun sambil berkata tidak jelas.
“Nape lu chi. ?” tanya Eka yang sudah datang sambil membawa2 mangkuk bakso pak Sur.
“Kamu juga ngapain pake ngedukung acaranya dia. ? udah gila yee. ?” Luapan marahku menyeruak keluar secara reflek.
“Maksud Loe. ?” Eka bingung.
Sambil makan aku menjelaskan semua pada Eka.
“Lu kan yang ngedukung Marr ngajak aku jalan. ?”
“Hehehehe, lumayan kan cin. Dapet traktiran” Eka yang cengar cengir membuatku ingin memuntahkan makanan yg telah ku makan ke badannya.
“Dasar Lu yeee” tanganku pun gatal kalau tidak segera menjitak kepalanya.
“Udahh, ngikut aja. Toh juga ada aku”
“Tau dehh. !” dengan bibir yang masih manyun, aku pergi meninggalkan Eka.
Sejak kejadian itu aku mulai berfikir.
‘knapa si Marr gg ada nyerahnya sih ngejar-ngejar aku. ? dia kan cewek.
Tapii si Marr sebenernya cantik kalo jadi cewek tulen, tapi juga ganteng kalo berpenampilan cowok.
Sebenarnya sihh aku suka sama caranya cari perhatianku, kenapa sih dia kudu cewek.
Kapan ya aku nemu cowok se-perfect kayak marr. ? dia itu wangi, gak keringetan, cantik tapi tomboy, lucu, tapi dia itu menjengkelkann. Coba cowok kayak gitu, pasti dah gue gebet dari dulu-dulu’.
“Ohh god. ? knapa aku mikirin dia. ? hihhhh. Kok bisa sihh. ?” penyesalanku datang.
Tapi sebenarnya memikirkan dia itu hal yang indah tapi konyol. Yaa entah knapa aku bisa memikirkan dia.
Terbesit ide di kepalaku untuk menerima tawarannya.
Dua hari semenjak kejadian itu aku masih memikirkan hal itu.
sampai pada akhirnya..
“Makasih yaa cantik, sampe ketemu entar malem” dia mengembangkan senyum yang tak seperti biasanya sambil berlalu dari hadapku.
Akupun tersenyum, entah darimana senyum itu.

***

Malam itu..
“Hahhhh. ? yang bener. ? hhmm, aku kagag komen dehh” aku yang sempat di buat sport jantung oleh Marr, kini aku hanya terdiam.
“Iya benerr cantikk, hhahaha kaget ya. ?” Marr tertawa lepas seakan dia telah berhasil membuat otakku memutar 180o. Dan aku hanya menganga tak percaya.
Tapii kalau di fikir bisa juga sihh.
“Hey, kenapa bengong. ? gak mau temenan sama anak Lesbian. ? hhahaha.” Pertanyaanya membuatku terbangun dari dunia khayalku tentangnya.
“Ehh, kata siapa. ? Ya gak Lah. !! tapi kamu kok bisa gitu kenapa. ?”
“Banyak faktor yang jadiin aku kayak gini. Dulu aku awam banget tentang ‘L’ world. Hingga akhirnya aku mencintai seorang wanita, aku sendiri tak tahu kenapa rasa ini bisa ada. Sulit menghilangkan rasa yang datang dengan sendirinya” tuturnya panjang lebar.
Sejak malam itu aku mulai berfikir dan aku bisa merasakan apa yang di rasakan oleh seorang Lesbian.
Dan sejak saat itu, aku semakin akrab dengannya. 3 bulan berlalu, sampai pada suatu saat aku sadar bahwa dia semakin perhatian padaku. Hingga aku menyadari, diriku telah berada di jalan yang salah.

***

Hari-hari yang kulalui semakin sulit, beban yang aku rasakan semakin berat. Pikiranku berlari-lari mencari jawaban dan keadilan. Aku tahu aku salah, tapi aku membutuhkannya. Aku tak bisa berpura-pura, aku juga tak bisa melupakan. Ya. ! Marr yang membuatku seperti ini. Hingga kondisiku tak stabil. 2 minggu aku mengurung diri di kost, tak ada siapapun kecuali bulir air mata yang tak henti menetes. Ingin ku berteriak kepada siapapun tentang keadaanku, tapi aku tak bisa. Mulutku masih terkatup erat. Sungguh, aku membutuhkannya sekarangg. Dan mungkin tuhan mendengar doaku, Dia datang. !
“Sachii, buka pintunya. ! sudah brapa hari kamu kek gini. ? ada apa sih. ?” teriaknya dari luar. Aku sengaja untuk tak menemui siapapun, termasuk dia. Karna dengan melihatnya, akan memperparah keadaanku.
“Sachiii. ?” dia berulang menggedor pintu yang sudah lama tak terjamah olehku.
Perlahan sungai kecil di mataku mengalir, hatiku berkecamuk, dadaku seakan sesak, isak tangis yang semakin menjadi. Aku tak tahan, ingin ku peluk dirinya untuk yang terakhir kalinya.
Kali ini jiwaku kalah dengan emosi, ku seret kakiku yang terasa sangat berat. ku palingkan pandanganku pada pintu lusuh itu. kubuka perlahan hingga senyumku terkembang ceria. Ya ! dia hadir di hadapanku, ku peluk ia erat. Seiring dengan derasnya sungai di mataku, ku bisikan satu kata yang sudah lama ada di hatiku “Love you too, sist”. Hingga pandanganku kabur dan tertidur selamanya dalam peluknya.

***

Aku tetap menunggumu sayangku, :)