09092012
Lalu? Apakah aku harus menjerit sakit,
Ketika rasaku membutakan mataku?
Aku memang bodoh! Sangat bodoh.
Mungkin hanya akan ku nikmati,
Garis kehidupan yang akan membawaku pada tebing dosa.
14092012
Aku tak beribu dan berayah,
Namun aku punya bunda juga mama..
Mereka sangat menyayangiku.
Begitu pula keduanya,
Mereka saling cinta!
Mungkin bagi orang lain aku gila,
Tapi aku waras!
Aku hanya sayang kepada mereka
Layaknya aku menyayangi orangtua ku.
26102012
Sejenak aku bia melupakanmu
Menghilangkan rasa cintaku padamu.
Ketika lagu itu mengalun, jiwaku terbang..
Kenapa bebayang itu datang lagi?
Kenaa cinta itu sangat mudah terbagi?
Kenapa aku sangat mudah melupakan?
25012013
Nikmat itu hanya sececapp membuntutinya..
Hingga asa telah digantikan nestapa.
Ahhh, kokoh tangga keabadian terapuhkan suara itu.
Mengapa tortila ini menganga lebar?
Sukma tenteram pun tergugah koyakan not-not halus
Imaji kembali menampik kenyataan,
Memelototkan retina yang mulai tertidur.
Jangan! Jangan! Itu setan! Jangan!
Gerogotan setan itu melunglai
Imaji sungguh indah,
Dan kenyataan,
Terubah indah jikalau dirubah.
25032013
Senja semakin mengantuk,
Tapi nikmat yang kau berikan tidak bisa aku akui nikmat
Aku kolot! Aku bodoh!
Tapi inilah aku
Aku orang santri, dan maaf
Aku ingin orang santri juga, kelak.
31032013
Lembayung nikmat tak tersusun sempurna.
Melekukkan kalbu yang berselimut efusif.
Menelan enigma yang merekah.
29032013
Terlampau munafik, ketika esensi tercekat pada jemari
bidadari.
Sudahlah, ucapan Sanah Helwah terbarengi linangan air suci.
31032013
Mentari baru sesiku..
Masih jauh dari kesempurnaan itu padanya,
Tapi mendung tiba, dan menyapa.
Berlari!
Lelah mendung, biarkan surya terjamah ku..
Terdahulu surya menyapaku,
Sebelum engkau..
31032013
Pelangi,
Luminosity hidup sudah memuncakkan harapan.
Maukah engkau? Tentu saja.
31032013
A : Hangat! Nyaman!
Ini yang dulu kuimpikan
purnamaaaaaa..
Menelusup mencari kesungguhan
mendung,
Sejenak cercahan cahaya menampik
realita,
Menyuguhkan kenistaan yang kadang
tak berbuih
B : Keagungan cahaya terinjak keranda,
Bunga tidur terdengar petir
A : Sungguh disforia tak menantimu pujangga..
Epikarikasi nista ku tak legawa
tinggal.
Barakallah..
C : Saat padma menjadi kepompong, mustahil bukan?
Saat itu mustahil untuk bangun
lagi.
Padma bisa jadi busuk
Bisa jadi mati..
Bunuh dia sebelum membusuk!
31032013
Sativa kembai menggempalkan cinta,
Dua, Tiga atau lebih,
Ia akan merunduk.
Tapi, bisa rupanya!
Bukan peluh yang bersandar pada modra,
Lembayung senja terperanjat.
Daunnya remasan yang dia lempar ke mukaku
02043013
Mahligai misik menghunus nadi.
Mengak sisi waras pada Carinae
Bebarisak melenggok-lenggok tak beraturan.
Ketika harummu menjamah pipiku.
Seperti mati!
Nikmat, damai, tenang..
Kuseluspkan vitalisasiku
Menyentuh kekokohan ragamu.
Cairan hangat kesedihan menyeruak keluar.
Canopus, betapa aku ingin menjamahmu.
Menikmati detik-detik kedamaian lekuk jiwamu,
Tapi,
Aku terbangun!
Siapa kamu? Siapa aku?
Harapan musnah terbarengi kekacauan hidup.
Daffodil sudah melayu,
Bangunlah lakspur!
Ini saatmu menguntumkan pikatanmu.
Demi tuhan,
Kau akan merekah disaat utopiamu memuncak,
Bersamaku sayang.
26042013
Perlahan meresap,
Mencari pori kebahagiaan.
Ahh, Allah itu adil Zam!
Maha adil..
Jika kau kira air suci mataku kan meranum lagi karenamu
Berbahagialah dengan bercak manisku dulu.
Karena aku juga bahagia dengan jejak nikmatmu dulu.
09052013
Masih terpaparkan mengenai rogohan tangan segarmu,
Menelusup menghunus segala titik kewarasanku
Hampir! Hampir aku mati suri.
Dentuman nadi mengiringi nafas berat.
Setan dan malaikat bergantian berkelebat.
“Pulang nduk! Pulang! Semua mengkhawatirkanmu”
Bebayang Zam berseru ditelingaku..
Ahh Zam, aku rindu ketika kau menjagaku.
09032013
“Terkadang menyesakkan.
Ini bukan tempatku! Ini bukan duniaku!”
Padma tetangis
Padma itu melayu,
Mencari kubangan air,
Hanya menemukan pasir gersang.
Padma bodoh! Mengapa tak ditinggalkan.
Habutatmu bukan dia!
Pasir itu hanya fatamorgana
Dia terlalu panas!
Akan melayukan! Membakar!
Cari air mu, cari kenimatanmu, cari duniamu padma!
Cari!
Sebelum kau layu, terbakar,
Hingga mati!
Kau tak pantas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar