All About Carinae

All About Carinae

Jumat, 15 April 2011

Cerpen, "In The Wrong Lane"

Sudah kuduga kamu ada di depan kostku. Semenjak aku bertemu denganmu 2 bulan lalu, aku merasa risih dengan tingkahmu. Mungkin menurutku kamu lebih mirip dengan orang autis yang selalu membututiku kemanapun aku pergi.
“Pagi nona cantik” begitulah sambutan dia saat aku mulai membuka pintu kostku.
“Pagi”
“Duhhh, jangan jahat-jahat dong cantik” mungkin dia merasa jawabku ketus sekali.
“Cantik-cantik. ? emang lu kagag cantik. ?” Bentakku.
“Hihihi, aku kan ganteng”
‘Ohh god, sumpahh. Ni anak menjengkelkan sekaliii’ erangku dalam hati.
“Kok ngelamun sihh. ? terpesona ya sama aku. ?”
“Idihhh, udah aku mandi dulu” ya setidaknya itulah kata-kata untuk membuatnya pergi. Tapi aku hafal apa yang akan dia katakan setelah aku berbicara sperti itu.
Ya ! “Ikutt dong cantik” tepat sekali dugaanku.
“Kagak !”

***

“Chi, dapet salam tuh dari anak tehnik” Eka yang tiba-tiba ada di belakangku dan mengagetkanku.
“Ehh Eka, dari siapa. ?”
“Siapa lagi sih penggemar beratmu anak tehnik . ?”
“Oh god, tu anak gak ada bosennya sih ama aku. padahal aku kan cewek. Maunya apa sih dia itu. ?” aku yang sudah mulai kesal dan bosan dengan semua tingkah lakunya menggerutu pada Eka, teman sekelasku.
“Hahaha, Lu juga sih pakek acara pengen kenal segala”
“Ehh, asal lu tau aja ya. Aku gak pernah yang namanya pengen kenalan. Dia aja yang pengen kenal gue”
‘Seandainya aku bisa memutar waktu’.

***

Di bawah pohon beringin aku bersandar sambil menunggu Eka memesan bakso. Tiba-tiba seseorang yang aku tak kenal siapa dia menghampiriku dan membisikkan sesuatu. Sontak aku terkejut.
“Whatt. ? gila tu orang, brani skali ngajak aku jalan. ? maunya apa sih. ?” aku terkejut dengan perkataan orang tadi. Orang itupun lari tanpa mengucap apapun. Dan aku sibuk manyun-manyun sambil berkata tidak jelas.
“Nape lu chi. ?” tanya Eka yang sudah datang sambil membawa2 mangkuk bakso pak Sur.
“Kamu juga ngapain pake ngedukung acaranya dia. ? udah gila yee. ?” Luapan marahku menyeruak keluar secara reflek.
“Maksud Loe. ?” Eka bingung.
Sambil makan aku menjelaskan semua pada Eka.
“Lu kan yang ngedukung Marr ngajak aku jalan. ?”
“Hehehehe, lumayan kan cin. Dapet traktiran” Eka yang cengar cengir membuatku ingin memuntahkan makanan yg telah ku makan ke badannya.
“Dasar Lu yeee” tanganku pun gatal kalau tidak segera menjitak kepalanya.
“Udahh, ngikut aja. Toh juga ada aku”
“Tau dehh. !” dengan bibir yang masih manyun, aku pergi meninggalkan Eka.
Sejak kejadian itu aku mulai berfikir.
‘knapa si Marr gg ada nyerahnya sih ngejar-ngejar aku. ? dia kan cewek.
Tapii si Marr sebenernya cantik kalo jadi cewek tulen, tapi juga ganteng kalo berpenampilan cowok.
Sebenarnya sihh aku suka sama caranya cari perhatianku, kenapa sih dia kudu cewek.
Kapan ya aku nemu cowok se-perfect kayak marr. ? dia itu wangi, gak keringetan, cantik tapi tomboy, lucu, tapi dia itu menjengkelkann. Coba cowok kayak gitu, pasti dah gue gebet dari dulu-dulu’.
“Ohh god. ? knapa aku mikirin dia. ? hihhhh. Kok bisa sihh. ?” penyesalanku datang.
Tapi sebenarnya memikirkan dia itu hal yang indah tapi konyol. Yaa entah knapa aku bisa memikirkan dia.
Terbesit ide di kepalaku untuk menerima tawarannya.
Dua hari semenjak kejadian itu aku masih memikirkan hal itu.
sampai pada akhirnya..
“Makasih yaa cantik, sampe ketemu entar malem” dia mengembangkan senyum yang tak seperti biasanya sambil berlalu dari hadapku.
Akupun tersenyum, entah darimana senyum itu.

***

Malam itu..
“Hahhhh. ? yang bener. ? hhmm, aku kagag komen dehh” aku yang sempat di buat sport jantung oleh Marr, kini aku hanya terdiam.
“Iya benerr cantikk, hhahaha kaget ya. ?” Marr tertawa lepas seakan dia telah berhasil membuat otakku memutar 180o. Dan aku hanya menganga tak percaya.
Tapii kalau di fikir bisa juga sihh.
“Hey, kenapa bengong. ? gak mau temenan sama anak Lesbian. ? hhahaha.” Pertanyaanya membuatku terbangun dari dunia khayalku tentangnya.
“Ehh, kata siapa. ? Ya gak Lah. !! tapi kamu kok bisa gitu kenapa. ?”
“Banyak faktor yang jadiin aku kayak gini. Dulu aku awam banget tentang ‘L’ world. Hingga akhirnya aku mencintai seorang wanita, aku sendiri tak tahu kenapa rasa ini bisa ada. Sulit menghilangkan rasa yang datang dengan sendirinya” tuturnya panjang lebar.
Sejak malam itu aku mulai berfikir dan aku bisa merasakan apa yang di rasakan oleh seorang Lesbian.
Dan sejak saat itu, aku semakin akrab dengannya. 3 bulan berlalu, sampai pada suatu saat aku sadar bahwa dia semakin perhatian padaku. Hingga aku menyadari, diriku telah berada di jalan yang salah.

***

Hari-hari yang kulalui semakin sulit, beban yang aku rasakan semakin berat. Pikiranku berlari-lari mencari jawaban dan keadilan. Aku tahu aku salah, tapi aku membutuhkannya. Aku tak bisa berpura-pura, aku juga tak bisa melupakan. Ya. ! Marr yang membuatku seperti ini. Hingga kondisiku tak stabil. 2 minggu aku mengurung diri di kost, tak ada siapapun kecuali bulir air mata yang tak henti menetes. Ingin ku berteriak kepada siapapun tentang keadaanku, tapi aku tak bisa. Mulutku masih terkatup erat. Sungguh, aku membutuhkannya sekarangg. Dan mungkin tuhan mendengar doaku, Dia datang. !
“Sachii, buka pintunya. ! sudah brapa hari kamu kek gini. ? ada apa sih. ?” teriaknya dari luar. Aku sengaja untuk tak menemui siapapun, termasuk dia. Karna dengan melihatnya, akan memperparah keadaanku.
“Sachiii. ?” dia berulang menggedor pintu yang sudah lama tak terjamah olehku.
Perlahan sungai kecil di mataku mengalir, hatiku berkecamuk, dadaku seakan sesak, isak tangis yang semakin menjadi. Aku tak tahan, ingin ku peluk dirinya untuk yang terakhir kalinya.
Kali ini jiwaku kalah dengan emosi, ku seret kakiku yang terasa sangat berat. ku palingkan pandanganku pada pintu lusuh itu. kubuka perlahan hingga senyumku terkembang ceria. Ya ! dia hadir di hadapanku, ku peluk ia erat. Seiring dengan derasnya sungai di mataku, ku bisikan satu kata yang sudah lama ada di hatiku “Love you too, sist”. Hingga pandanganku kabur dan tertidur selamanya dalam peluknya.

***

Aku tetap menunggumu sayangku, :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar