All About Carinae

All About Carinae

Rabu, 27 Maret 2013

FILSAFAT itu apa?

A. Pandangan Filsafat oleh Orang Awam.

Filsafat menurut orang awam adalah sebuah pemikiran. Dimana pemikiran itu terlalu mendalam sehingga menghasilkan pemikiran-pemikiran yang lain. Sejak penulis masuk pada Junior High School, penulis selalu mendengar tentang orang-orang yang lebih tua membicarakan tentang filsafat. Sebenarnya filsafat itu apa? Sebenarnya penulis tidak terlalu paham tentang masalah filsafat, hingga penulis bertemu seorang lelaki yang melihat aneh kearah penulis secara terus menerus dan tanpa curi-curi pandang, ada apa gerangan? Setelah penulis dekati dan bertanya, mengapa memandang penulis sedemikian rupa, ternyata dia memikirkan hal-hal yang terlalu mendalam dari apa yang dia lihat. Hingga ia memunculkan sesuatu dari mulutnya “Apakah anda lesbian?”, sontak penulis kaget dan merasa dituduh secara frontal. Setelah penulis korek, ternyata dia mencintai, menyukai, bahkan memfanatiki filsafat. Dia terlalu aneh, sering melamun dan meracau seakan ia telah gagal atau telah menemukan sesuatu dan untungnya orang itu tidak gila, mungkin satu tahap lagi dia akan gila dengan sendirinya. Salah satu penemuan terhebat penulis, yaitu bertemu seseorang yang fanatic dengan filsafat. Apa hubungannya filsafat dengan orang yang penulis temui. Jelas ada hubungannya dan sangat jelas. Dari situ penulis sebagai orang awam yang sebelumnya hanya tahu nama dari filsafat dan baru tahu apa itu filsafat sudah lambat laun mengetahui apa itu filsafat. Filsafat itu tempat orang yang aneh, suka melamun, suka meracau, tidak memperdulikan sekitar, sedikit autis, dan hampir gila. Kejam, sangat kejam! Kurang lebih seperti itulah pandangan filsafat menurut penulis saat belum tahu apa filsafat itu sebenarnya  

B. Filsafat Menurut Penulis.

Setelah penulis sedikit tahu tentang apa itu filsafat menurut kaca mata penulis saat itu, kini penulis sudah mulai mengembangkan pikiran dan memasuki perguruan tinggi yang lebih-lebihnya sangat membantu penulis dalam mengenali filsafat. Mata kuliah filsafat umum membuka pengetahuan penulis, tapi penulis masih sedkit bingung tiap kali membaca tulisan atau berbicara dengan seseorang berlatar belakang fisafat, entah itu dosen, mahasiswa filsafat, mahasiswa usuluddin. Masalah utamanya satu, yaitu mereka cenderung terpaku pada gaya bahasa teknis khas filsafat. Terlalu berbelit belit atau dengan kata lain, begitu rumitnya hingga sulit dimengerti oleh pembaca atau pendengar pada umumnya. Sebenarnya tidak semuanya begitu, bisa di kroscekan kembali pada bagaimana seseorang yang berlatar belakang filsafat itu. Penulis juga sering membuka blog-blog seseorang yang berlatar belakang filsafat, dan penulis jadi bertanya-tanya, apa itu artinya “poststukturalisme Adorno” dan “Feminisme kristeva”., penulis juga tidak tahu siapa itu Bertold Brecht. Pernah juga penulis tersasar pada forum internet tentang filsafat, ada yang membahasa “deskontruksi derida” dan tidak dijelaskan, sehingga membuat penulis kesulitan dalam mencerna bahasa tersebut. Jadi, semenjak itu penulis belajar satu hal dari seorang filsafat, yaitu suka sekali memakai istiah teknis dan aneh yang belum tentu audiensnya paham. Penulis kadang beranggapan bahwa filsafat itu merumitkan cara pandang, seperti makan ice cream itu halal, jika makan ice cream itu halal, berbeda pula dengan ilmu filsafat yang mengatakan makan ice cream itu haram. Kurang lebih begitulah filsafat, terlalu memusatkan pikiran berharap pemikirannya benar dan lurus tapi malah berakhir salah dan berbalik arah. Dan sudah banyak orang yang baru mempelajari filsafat berkata bahwa filsafat itu tempat orang-orang aneh dan “loro pikir” (baca : sakit jiwa).

C. Filsafat yang Sebenarnya.

Filsafat yang sebenarnya dalam artian filsafat menurut para filsafatisme sendiri. Bukan kaca mata orang awam seperti saya. Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsepe mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarkan masalah secara persis, mencari solusi ituk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke sebuah proses dialektika. Studi filsafat diperlukan mempunyai logika berpikir dan logika bahasa yang bagus. Kata filsafat atau falsafah dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa arab “falsafatun” juga bahasa yunani philosophia. Dalam bahasa ini, kata merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta, dsb.) dan (Sophia = kebijaksanaan). Sehingga arti harfiahnya adalah seorang “pecinta kebijaksanaan.